Idul Fitri, Lebaran, Silaturrahmi Syawalan dan Halal Bihalal
Idul Fitri, Lebaran, Silaturrahmi Syawalan dan Halal Bihalal
Oleh
Dr. Al Fitri, S.Ag., S.H., M.H.I.
(Ketua Pengadilan Agama Kalianda Kelas IB)
Istilah Idul Fitri berasal dari dua kata dalam bahasa Arab, yakni ‘id berasa dari kata aada-ya’uudu, artinya kembaliyang berarti festival atau perayaan, dan al-fitri atau fitrah terdiri dari huruf fa-tha-ra yang berarti membuka atau menguak, juga dapat diartikan perangai, tabiat, kejadian, asli, agama, ciptaan. Secara sederhana bermakna ‘asal kejadian’, ‘keadaan yang suci’, dan ‘kembali ke asal semula pertama kali’. Karena pada awalnya ketika manusia diciptakan, adalah sebaik-baik ciptaan.
Hari raya disebut ‘id karena hari raya terjadi secara berulang-ulang, dimeriahkan setiap tahun, pada waktu yang sama. Ibnul A’rabi mengatakan “Hari raya dinamakan id karena berulang setiap tahun dengan kegembiraan yang baru.” (Lisan Al-Arab, 3/315). Ada juga yang mengatakan, kata id merupakan turunan kata Al-Adah yang artinya kebiasaan. Karena masyarakat telah menjadikan kegiatan ini menyatu dengan kebiasaan dan adat mereka. (Tanwir Al-Ainain, hlm. 5). Perlu diberi garis sangat tebal dengan warna mencolok, bahwa fitri tidak sama dengan fitrah. Fitri dan fitrah adalah dua kata yang berbeda. Beda arti dan penggunaannya. Namun, mengingat cara pengucapannya yang hampir sama, banyak Masyarakat menyangka bahwa itu dua kata yang sama. Untuk lebih menunjukkan perbedaannya, berikut keterangan masing-masing, Pertama, kata Fitrah, kata fitrah Allah sebutkan dalam Al-Quran.