Khutbah Jum'at Bulan Syawal | Syawal Sebagai Bukti Peningkatan Amaliyah Pasca Ramadhan

Khutbah Jum’at Bulan Syawal | Syawal Sebagai Bukti Peningkatan Amaliyah Pasca Ramadhan | Oleh Dr. Al Fitri, S.Ag., S.H., M.H.I
Oleh
Dr. Al Fitri, S.Ag., S.H., M.H.I.
(Ketua PA Kalianda dan Dosen FHS UMKO Kotabumi)

Umat Islam telah melewati bulan Ramadhan dengan membawa anugerah yang amat besar. Ramadhan hadir dengan segala bonus berlibat gandanya pahala sekaligus maghfirah yang besar, seyogyanya menjadikan kita sebagai umat yang semakin bertakwa kepada Allah Swt., sebagai tujuan akhir dari pelaksanaan puasa Ramadhan. Ramadhan telah berlalu, kita telah kembali menjadi hamba-hamba yang bersih, suci, lantaran dosa-dosa kita telah diampuni Allah Swt

Meskipun bulan Ramadhan telah berlalu dan tidak ada jaminan apakah kita akan bertemu dengan Ramadhan yang akan datang. Namun yakinlah bahwa waktu untuk melakukan kebaikan tidak akan pernah berlalu selama nyawa atau ruh masih bersemayam dalam jasad kita. Selama kita masih bernafas, berarti Allah, dengan sifat kasih dan sayang-Nya masih memberikan kesempatan kepada kita untuk berkativitas melakukan kebaikan bagi diri kita, dan kemanfaatan bagi orang lain. Hanya kematian sebagai batas akhir dalam melakukan amal kebajikan dan amal sholeh

Selama sebulan kita ditempa, kapankah praktiknya? Praktiknya sudah pasti di 11 bulan yang lainnya. Idul Fitri adalah hari pertama pertarungan yang sesungguhnya untuk mengontrol hawa nafsu. Karenanya, hati-hati ketika memahami Idul Fitri sebagai hari kemenangan karena mental menang di hari pertama untuk berjuang itu bisa melemahkan semangat. Hari ini kita masih berada di bulan Syawal, semangat untuk beribadah kepada Allah tidak boleh kendor. Daya kita yang diisi selama Ramadhan itu tentu masih mampu melanjutkan di bulan Syawal ini dan di bulan-bulan selanjutnya. Semangat untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah sebenarnya sudah tergambar dari makna kata Syawal yang merupakan bulan setelah Ramadhan sekaligus waktu perayaan Hari Raya Idul Fitri. Dari segi bahasa, kata “Syawal” (ل واَّشَ ( berasal dari kata “Syala” (لَ شاَ ( yang memiliki arti “irtafaá” (عَsecara) اِ ْرتَفَ makna kata, syawal adalah peningkatan sehingga bulan Syawal kita artikan dengan bulan peningkatan, peningkatan ibadah, peningkatan kualitas dan peningkatan kinerja. Hal itu merupakan target ibadah puasa. Makna ini seharusnya menjadi inspirasi kita untuk tetap mempertahankan grafik kualitas dan kuantitas ibadah pasca-Ramadhan.


Bagikan :